Malaikat Maut 70 kali Sehari Mengunjungi Kita
Betapa
seringnya malaikat maut melihat dan menatap wajah seseorang, yaitu dalam
masa 24 jam sebanyak 70 kali. Andai kita manusia sadar hakikat
tersebut, niscaya dia tidak akan lalai mengingati mati.
Tetapi oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Malaikat Izrail atas Kuasa ALLAH.
Tetapi oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Malaikat Izrail atas Kuasa ALLAH.
Justru itu, tidak heranlah,
jika banyak sekali manusia yang masih mampu bersenang-lenang dan
bergelak-tawa, seolah-olah dia tidak ada masalah yang perlu difikirkan
dan direnungkan dalam hidupnya. Walaupun dia adalah seorang yang miskin
amal kebajikan serta tidak memiliki secuil bekal amalan untuk
akhiratnya, dan sebaliknya banyak pula melakukan dosa.
Sebuah hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahwa Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya :
"Bahwa malaikat maut meperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70
kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang,
didapati orang itu ada yang gelak-ketawa. Maka berkata Izrail : Alangkah
herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Taala
untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan
bergelak-tawa."
Manusia tidak akan sadar bahwa dirinya senantiasa
diperhatikan oleh malaikat maut, kecuali orang-orang soleh yang
sentiasa mengingati mati.
Golongan ini tidak lalai dan senantiasa
sadar terhadap kehadiran malaikat maut, karena mereka senantiasa
meneliti hadis-hadis Nabi Saw yang menjelaskan mengenai perkara-perkara
ghaib, terutama mengenai hal ihwal mati dan hubungannya dengan malaikat
maut.
Meski pun mata manusia hanya mampu melihat benda yang
nyata, tidak mungkin dapat melihat kehadiran malaikat maut itu. Namun
pandangan mata hati mampu melihat alam ghaib, yaitu memandang dengan
keyakinan iman dan ilmu.
Sebenarnya manusia itu sadar bahwa
setiap makhluk yang hidup pasti akan mati, tetapi manusia menilai
kematian dengan berbagai tanggapan.
Ada yang menganggap kematian
itu adalah suatu ketentuan biasa sebagai pendapat golongan athies, dan
tidak kurang pula yang mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebab yang
zahir saja. Dia mengambil logika, bahwa banyak kematian disebabkan oleh
suatu tragedi, seperti diakibatkan oleh peperangan, bencana alam seperti
banjir, tsunami, gempa bumi, kebakaran dan juga kecelakaan diudara,
laut dan daratan termasuk kemalangan jalan raya.
Selain itu,
mereka juga melihat kematian disebabkan oleh serangan penyakit yang
berbahaya seperti penyakit kanker, sakit jantung, AIDS, demam berdarah,
dan sebagainya. Disebabkan manusia melihat kematian hanya dari sudut
sebab musabab yang lumrah, maka manusia sering mengaitkan kematian itu
dengan kejadian-kejadian yang tersebut di atas. Jika berlaku kematian
dikalangan mereka, lantas mereka bertanya, "sebab apa si fulan itu mati,
sakitkah atau kemalangankah?"
Tidak banyak manusia yang
mengaitkan kematian itu dengan kehadiran malaikat maut yang datang tepat
pada saat ajal seseorang sudah sampai, sedangkan malaikat maut
senantiasa berada disekeliling manusia, mengenal pasti memerhatikan
orang-orang yang hayatnya sudah tamat.
Sesungguhnya malaikat maut
menjalankan perintah ALLAH SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak
diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit saja, ataupun roh orang yang
mendapat kecelakaan dan malapetaka. Jika ALLAH SWT menetapkan kematian
seseorang ketika tertimpa kemalangan, atau ketika diserang sakit keras,
maka Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian tersebut.
Namun ajal tidak mengenal orang yang sehat, ataupun orang-orang kaya
yang sedang hidup mewah dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat
pada waktunya tanpa mengira orang itu sedang ketawa riang atau mengerang
kesakitan. Bila ajal mereka sudah tiba, maka kematiannya tidak akan
tertangguh walau hanya sesaat.
Walau bagaimana pun, ada kalanya
ALLAH SWT jadikan berbagai sebab bagi satu kematian, yang demikian itu
ada hikmah disebaliknya. Misalnya sakit keras yang ditanggung
berbulan-bulan oleh seseorang, ia akan menjadi rahmat bagi orang yang
beriman dan sabar, karena ALLAH Ta'ala memberi peluang dan menyadarkan
manusia agar dia mengingati mati, untuk itu dia akan menggunakan masa
atau usia yang ada untuk berbuat sesuatu, membetulkan dan bertaubat dari
dosa dan kehilapan serta memperbaiki amalan, serta menambah bekal
amalan untuk akhirat, jangan sampai menjadi orang merugi di akhirat
kelak.
Begitu juga orang yang mati mendandak disebabkan
kemalangan, ia akan menjadi pengajaran dan memberi peringatan kepada
orang-orang yang masih hidup supaya mereka senantiasa berwaspada dan
tidak lalai dari berusaha memperbaiki diri, menambah amal kebajikan dan
meninggalkan segala kejahatan. Karena sekiranya ajal datang secara
tiba-tiba pasti akan membawa penyesalan yang tidak berguna.
Di
kalangan orang solihin menganggap bahwa sakit yang ditimpakan kepada
dirinya adalah sebagai tanda bahwa ALLAH SWT masih menyayanginya. Karena
betapa malangnya bagi pandangan meraka, jika ALLAH SWT mengambil roh
dengan tiba-tiba, tanpa peringatan terlebih dahulu. Seolah-olah ALLAH
SWT sedang murka terhadap dirinya, sebab itulah ALLAH SWT memberi
peringatan terlebih dahulu kepadanya.
Selain itu, ALLAH Ta'ala
menjadikan sebab-sebab kematian itu bagi memenuhi janji-NYA kepada
malaikat maut, sebagaimana diriwayatkan oleh Saidina Abbas r.a dalam
sebuah hadis Nabi yang panjang. Antara lain menjelaskan bahwa Izrail
merasa sedih apabila dibebankan dengan tugas mencabut roh
makhluk-makhluk bernyawa kerana di antara makhluk bernyawa itu termasuk
manusia yang terdiri dari kekasih-kekasih Allah SWT yaitu para Rasul,
nabi-nabi, wali-wali dan orang-orang solihin.
Selain itu juga,
malaikat maut mengadu kepada ALLAH betapa dirinya tidak disenangi oleh
keturunan Adam a.s, dia mungkin dicemooh kerana dia ditugaskan mencabut
roh manusia, yang menyebabkan orang akan berdukacita, karena kehilangan
sanak-saudara dan orang-orang yang tersayang di kalangan mereka.
Diriwayatkan bahwa ALLAH SWT berjanji akan menjadikan berbagai macam
sebab kepada kematian yang akan dilalui oleh keturunan Adam a.s sehingga
keturunan Adam itu akan memikirkan dan mengaitkan kematian itu dengan
sebab-sebab yang dialami oleh mereka. Apabila terjadinya kematian,
mereka akan berkata bahawa si fulan itu mati karena mengidap sakit,
ataupun karena mendapat kemalangan, mereka akan lupa mengaitkan malaikat
maut dengan kematian yang terjadi itu.
Ketika itu, Izrail tidak
perlu bersedih kerana manusia tidak mengaitkan kematian tersebut dengan
kehadiran malaikat maut, yang memang diutus oleh ALLAH SWT pada saat
malapetaka atau sakit keras seseorang itu bertepatan dengan ajal mereka
yang memangnya telah tiba.
Namun pada hakikatnya bahwa ajal itu
adalah ketetapan ALLAH, yang telah termaktub, semuanya telah nyata
didalam takdir ALLAH, bahwa kematian pasti tiba pada saat yang
ditetapkan. Izrail hanyalah tentara-tentara ALLAH yang menjalankan tugas
seperti yang diamanahkan kepadanya.
Walau bagaimana pun adalah
menjadi hak ALLAH Ta'ala untuk menentukan kematian, sebagai mana yang
dinyatakan pada awal tulisan ini bahwa ada kalanya malaikat maut hendak
mencabut roh seseorang, tetapi manusia yang dikunjungi malaikat maut
sedang dalam keadaan bergelak-tawa, hingga malaikat maut merasa heran
terhadap manusia itu. Ini membuktikan bahawa kematian itu tidak pernah
mengenal kondisi seseorang yang sedang sakit atau pun ketika sehat dan
segar-bugar.
Firman Allah Taala yang bermaksud :
"Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang ajalnya mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula)
mempercepatnya."(Surah Al-A'raf ayat 34)
Marilah tema-temanku,
mulai detik ini kita semua harus ingat dengan apa yang namanya kematian,
supaya kelak kita tidak akan menyesal.
Barakallahufiikum
Memang tidak ada yang pernah tahu kapan seseorang akan menghadapi kematian, itulah sebabnya banyak orang tidak mempersiapkan diri menghadapi kedatangannya. Itulah sebabnya pula Imam Al-Ghazali Rahimahullah memperingatkan kepada kita bahwa di dunia ini sesuatu yang paling pasti adalah maut (kematian), tidak ada yang lain.
ReplyDeleteAllah SWT berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali.” (QS. al-Anbiya : 35)
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas radliyallahu 'anh bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu sedang bergelak-tertawa. Maka berkata Izrail: ‘Alangkah herannya aku melihat orang ini, padahal aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya kapan saja, tetapi dia masih terlihat bodoh dan bergelak tertawa.’”
Saudaraku sekalian, sementara ini kita hanya disibukkan mempersiapkan bekal hidup di dunia, Jika takdirnya, esok adalah hari terakhir Allah ‘pinjamkan’ nyawa untuk bernafas di muka bumi ini. Apakah kita juga sudah mempersiapkan cukup bekal menghadapi dua fase berikutnya yaitu alam barzah dan alam akhirat ?.
Tentunya pertanyaan diatas,hanya Hati kita yang mengetahuinya.